Sabtu, 08 Oktober 2011

Bukan Hutanku, Kehidupan KU

Daerah hiaju, 20 KM   barat daya dari pusat kota semarang terdapat lahan hijau perkebunan karet yang merupakan sumber penghasilan dari warga sekitar. entah tinggal menghitung hari dan semua hanya akan menjadi kenangan.

Lahan perkebunan tersebut sebetulnya milik swasta dan dikelola menjadi perusahaan perkebunan. dari perkebunan tersebut menyerap tenaga kerjas serta menjadikan penghasilan langsung dan tidak langsung. Langsung karena karyawan yang langsung bekerja pada perusahaan akan mendapatkan upah perbulan, sedangkan penghasilan tidak langsung bagi masyarakat sekitar, merupakan kenaikan nilai ekonomiss dari,
  • Pencari rumput
  • Pengembala tenak
  • Pencari kayu bakar
  • Pencari sisa getah karet yang tercecer.
Keempat golongan tersebut bukan merupakan karyawan perusahaan, tetapi mereka mendapatkan penghasilan dari perkebunan tersebut.
Seiring perubahan rencana pengembangan dan kemajuan bisnis, lahan tersebut disulap menjadi kawasan pemukiman real estate. sehingga secara langsung berdapampak pada hilangnya sumber pandapatan masyarakat.
dari sisi lingkungan tentunya hal ini akan berakibat pada dataran kota yang secara geografis lebih rendah, kawasan perkebunan ini berada pada ketinggian 200 - 250 MDPL. hilangnya kawasan resapan air akan memicu masalah dikemudian hari. Keadaan ini serasa kisah yang tertuang dalam alunan lagu karya iwan fals :

Di kamar ini aku dilahirkan

Di bale bambu buah tangan bapakku

Di rumah ini aku dibesarkan

Dibelai mesra lentik jari ibuku

Nama dusunku ujung aspal pondok gede

Rimbun dan anggun

Ramah senyum penghuni dusunku


Kambing sembilan motor tiga

Bapak punya

Ladangnya luas habis sudah sebagai gantinya


Sampai saat tanah moyangku

Tersentuh sebuah rencana

Demi serakahnya kota

Terlihat murung wajah pribumi

Terdengar langkah hewan bernyanyi


Di depan masjid

Samping rumah wakil pak lurah

Tempat dulu kami bermain

Mengisi cerahnya hari


Namun sebentar lagi

Angkuh tembok pabrik berdiri

Satu persatu sahabat pergi

Dan tak kan pernah kembali

Thanx bang iwan syairmu menginspirasi tulisan ini.

saya tunggu pembaca untuk memberi kritik serta menyampaikan pandangannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar